LIMA FAKTOR PENGARUHI NEWSROOM
Mengapa ada peristiwa ini atau itu berbeda-beda disampaikan oleh media? Mengapa Isi Kompas dan Republika berbeda sudut pandang saat melihat peristiwa Jalur Gaza di Timur Tengah? Mengapa soal Gayus dan Bank Century berbeda-beda muncul di media. Ini jawabannya.... Mengenai peristiwa yang layak atau tidak layak untuk diberitakan, Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Resse meringkas berbagai faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam ruang pemberitaan (newsroom). Mereka mengidentifikasi lima faktor yang mempengaruhi kebijakan redaksi.
1. Pertama, faktor individual, berhubungan dengan latar belakang profesional dari pengelola media. Latar belakang seperti jenis kelamin, umur, agama, dan pendidikan sedikit banyak mempengaruhi apa yang ditampilkan media.
2. Kedua, level rutinitas media, berhubungan dengan mekanisme dan proses penentuan berita didapatkan oleh media.
3. Ketiga, level organisasi, berhubungan dengan struktur organisasi yang secara hipotetik mempengaruhi pemberitaan. Selain redaksi, organisasi terdiri dari bagian pemasaran, iklan dan lain-lain, yang memiliki kepentingan masing-masing.
4. Keempat, level ekstra media, berhubungan dengan faktor lingkungan luar media yang mempengaruhi pemberitaan media, yaitu sumber berita, sumber penghasilan media, dan pihak eksternal seperti pemerintah dan lingkungan bisnis.
5. Kelima, level ideologi, berhubungan dengan kerangka berpikir tertentu yang digunakan untuk melihat dan menghadapi realitas.
Media sebagai instrumen ideologi, semakin menjelaskan kalau media bukanlah ranah yang netral dimana berbagai kepentingan dan pemaknaan dari berbagai kelompok akan mendapatkan perlakuan yang sama dan seimbang. Media justru bisa menjadi subyek yang mengkonstruksikan realitas berdasarkan penafsiran dan definisinya sendiri untuk disebarkan kepada khalayak. Media berperan dalam mendefinisikan realitas.
Sementara itu, terkait dengan agenda publik Straubhaar dalam sebuah bukunya memulai dengan pertanyaan : menjelang pemilihan umum di Amerika siapa yang membuat agenda publik? Para kandidat atau media massa. Sejumlah figur termasuk presiden
bisa menjadi perhatian media massa setiap waktu. Media massa cenderung menitikberatkan perhatian mereka pada sejumlah tempat atau negara bagian dan sejumlah isu yang diangkat oleh presiden, soal kunjungan-kunjungan presiden, kesepakatan-kesepakatan sang kandidat dan soal ‘pertarungan’nya dengan rival kandidat presiden lain yang sama-sama memanfaatkan media massa.
1. Pertama, faktor individual, berhubungan dengan latar belakang profesional dari pengelola media. Latar belakang seperti jenis kelamin, umur, agama, dan pendidikan sedikit banyak mempengaruhi apa yang ditampilkan media.
2. Kedua, level rutinitas media, berhubungan dengan mekanisme dan proses penentuan berita didapatkan oleh media.
3. Ketiga, level organisasi, berhubungan dengan struktur organisasi yang secara hipotetik mempengaruhi pemberitaan. Selain redaksi, organisasi terdiri dari bagian pemasaran, iklan dan lain-lain, yang memiliki kepentingan masing-masing.
4. Keempat, level ekstra media, berhubungan dengan faktor lingkungan luar media yang mempengaruhi pemberitaan media, yaitu sumber berita, sumber penghasilan media, dan pihak eksternal seperti pemerintah dan lingkungan bisnis.
5. Kelima, level ideologi, berhubungan dengan kerangka berpikir tertentu yang digunakan untuk melihat dan menghadapi realitas.
Media sebagai instrumen ideologi, semakin menjelaskan kalau media bukanlah ranah yang netral dimana berbagai kepentingan dan pemaknaan dari berbagai kelompok akan mendapatkan perlakuan yang sama dan seimbang. Media justru bisa menjadi subyek yang mengkonstruksikan realitas berdasarkan penafsiran dan definisinya sendiri untuk disebarkan kepada khalayak. Media berperan dalam mendefinisikan realitas.
Sementara itu, terkait dengan agenda publik Straubhaar dalam sebuah bukunya memulai dengan pertanyaan : menjelang pemilihan umum di Amerika siapa yang membuat agenda publik? Para kandidat atau media massa. Sejumlah figur termasuk presiden
bisa menjadi perhatian media massa setiap waktu. Media massa cenderung menitikberatkan perhatian mereka pada sejumlah tempat atau negara bagian dan sejumlah isu yang diangkat oleh presiden, soal kunjungan-kunjungan presiden, kesepakatan-kesepakatan sang kandidat dan soal ‘pertarungan’nya dengan rival kandidat presiden lain yang sama-sama memanfaatkan media massa.