--> Skip to main content

Segmentasi Media

Untuk mencapai sasaran yang tepat, seorang pengelola media cetak akan mempertimbangkan matang-matang siapa yang akan menjadi pembacanya, siapa khalayak yang akan dibidik lewat sajian berita atau tulisan atau juga iklan yang disiarkan media tersebut. Semua media massa mempunyai khalayaknya masing-masing, sehingga seringkali sukar dimengerti mengapa begitu banyak orang membaca Harian Pos Kota, dan begitu susah payahnya harian Warta Kota atau Berita Kota untuk melawan dominasi Pos Kota dalam meraup khalayak dan ‘iklannya’.
Ada sejumlah media yang harus bersaing memperebutkan khalayak yang sama, mengingat kemampuan atau daya beli masyarakat Indonesia masih terbatas sehingga tidak memungkinkan mereka membeli dua atau tiga surat kabar atau majalah sekaligus. Pembagian khalayak atau segmen pembaca ini bisa berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, profesi, spesialisasi, hobi, suku atau budaya, agama, serta ras atau etnik. a. Jenis kelamin. Kita harus tahu apakah majalah/koran tujuan kita itu ditujukan pada siapa? Apakah kaum wanita atau pria? Ini amat terkait dengan isi tulisan atau artikel bahkan iklan yang akan kita kirimkan. b. Usia. Adakalanya media cetak mengkhususkan diri membidik segmentasi berdasarkan usia. Maka dari itu ada media cetak yang khusus buat remaja putri atau buat laki-laki dewasa. Sesuaikan tulisan kita. c. Tingkat Pendidikan. Ada kecenderungan tingkat pendidikan mempengaruhi daya serap atau kebutuhan membaca atau mencari informasi. Jadi wajar saja sebuah media harus bisa menetapkan segmentasi pasar berdasarkan tingkat pendidikan dan harus disesuaikan dengan materi atau isi dari media yang diluncurkan. Artinya, kalau kita ingin menulis soal nuklir dan bom atom, maka majalah atau korannya pun terbatas sebab segmen pasar media massa ini tak akan seluas atau selebar pangsa pasar media cetak hiburan yang menampilkan kehidupan dan gaya hidup artis atau bintang film. d.Profesi. Dalam sebuah media, amat diperhatikan siapa yang menjadi khalayak apa profesinya dan berapa jumlahnya. Jadi kalau kita ingin menulis lewat media itu jelas siapa saja yang akan tertarik membaca tulisan kita, profesi apa yang paling banyak berlangganan atau membaca majalah/koran tersebut. e. Hobi dan minat. Ada sejumlah media cetak yang mengarahkan sasaran penjualannya pada khalayak dengan hobi atau minat tertentu. Sebagai contoh majalah Bola jelas mengincar mereka-mereka yang senang olah raga khususnya sepak bola. Semakin mampu mencari informasi soal minat atau hobi yang digemari sebagian besar masyarakat Indonesia akan semakin mudah menetapkan harga jual, isi media dan target penjualannya. f.Suku/Budaya/Agama/dan Ras. Media cetak juga bisa mengkhususkan diri menggaet pangsa pasar yang berasal dari suku tertentu, budaya tertentu, agama tertentu atau ras tertentu. Semakin khusus akan semakin menimbulkan resiko bahwa jumlah pembacanya akan makin sedikit dan spesialis. Media cetak jenis ini misalnya majalah Hidup (Katolik), Majalah Sabili (Islam), Harian Indonesia ( etnis keturunan Cina), Majalah Mangle ( suku Sunda), Panyebar Semangat (Jawa)
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar