PLAGIARISM
Hidup ini adalah tatanan yang sangat mulia, terlalu sayang apabila disia-siakan. Begitu juga karir dan ilmu yang didapat, jangan sampai ternoda gara-gara keinginan untuk menjadi lebih hebat,lebih terkenal dan lebih makmur dan akhirnya menghalalkan segala cara.
Inilah yang akhirnya menjerembabkan seorang profesor muda di Bandung yang harus menanggung semua konsekuensinya, saat dia melakukan plagiarisme. Ketika menulis di jakarta Post dia 'menjiplak' dan mengambil karya orang lain kemudian memasukkannya dalam artikel seolah-olah itu karya sendiri. Saya jadi teringat dengan prinsip seorang teman saya saat SD yang tetep 'keukeh' bertahan mengerjakan soal dengan kekuatan sendiri dan tidak menyontek seperti teman yang lain. Dan meski akhirnya dia mendapatkan nilai 5, dengan bangga dia bilang: Hei Teman aku bangga!!! Ini hasil karyaku sendiri! Besok aku harus belajar lagi, biar hasilnya lebih baik.....Mungkin karena kemajuan teknologi, kemudahan operasi komputer dan internet sehingga saat ini anda atau saya dan siapapun juga bisa mencari data di internet atau di folder documen di komputer kita dan mengambilnya secara cepat dan memindahkannya ke karya kita dengan cara mudah. Di situ masalahnya, harusnya ada kejujuran dari kita untuk mengakui dan menghargai serta menghormati karya,pendapat atau tulisan orang tersebut dengan menyebut siapa yang menulis dan buku atau websitenya siapa. Mungkin dengan mengutip, atau bila terlalu banyak mengutip anda bisa ditertawakan karena seolah anda hanya memindahkan ide orang lain, tapi mengakui karya orang lain dengan jujur itu merupakan sikap intelek, sikap ilmiah yang terus dipertahankan dan dihargai semua orang. JADI SEBUTKAN SUMBER ANDA KALAU ANDA MENGUTIP PENDAPAT ORANG LAIN MESKI HANYA SATU KATA ATAU KALIMAT.......
Inilah yang akhirnya menjerembabkan seorang profesor muda di Bandung yang harus menanggung semua konsekuensinya, saat dia melakukan plagiarisme. Ketika menulis di jakarta Post dia 'menjiplak' dan mengambil karya orang lain kemudian memasukkannya dalam artikel seolah-olah itu karya sendiri. Saya jadi teringat dengan prinsip seorang teman saya saat SD yang tetep 'keukeh' bertahan mengerjakan soal dengan kekuatan sendiri dan tidak menyontek seperti teman yang lain. Dan meski akhirnya dia mendapatkan nilai 5, dengan bangga dia bilang: Hei Teman aku bangga!!! Ini hasil karyaku sendiri! Besok aku harus belajar lagi, biar hasilnya lebih baik.....Mungkin karena kemajuan teknologi, kemudahan operasi komputer dan internet sehingga saat ini anda atau saya dan siapapun juga bisa mencari data di internet atau di folder documen di komputer kita dan mengambilnya secara cepat dan memindahkannya ke karya kita dengan cara mudah. Di situ masalahnya, harusnya ada kejujuran dari kita untuk mengakui dan menghargai serta menghormati karya,pendapat atau tulisan orang tersebut dengan menyebut siapa yang menulis dan buku atau websitenya siapa. Mungkin dengan mengutip, atau bila terlalu banyak mengutip anda bisa ditertawakan karena seolah anda hanya memindahkan ide orang lain, tapi mengakui karya orang lain dengan jujur itu merupakan sikap intelek, sikap ilmiah yang terus dipertahankan dan dihargai semua orang. JADI SEBUTKAN SUMBER ANDA KALAU ANDA MENGUTIP PENDAPAT ORANG LAIN MESKI HANYA SATU KATA ATAU KALIMAT.......