--> Skip to main content

HIERARCHY OF INFLUENCE

Mengapa setiap media massa punya kecenderungan berbeda-beda dalam menyajikan suatu fakta atau peristiwa yang sama ? Mengapa Republika dan harian Kompas berbeda menggambarkan bagaimana AS melakukan aksi penumpasan Sadam Husein di Irak ? Pertanyaan ini mengacu pada ‘pelapisan-pelapisan’ yang melingkupi institusi media. Pamela Shoemaker & Stephen D.Reese membuat model ‘Hierarchy of influence’ yang menjelaskan ada hiraki pengaruh terhadap teks berita yang dihasilkan oleh wartawan.[1]
Pengaruh pertama adalah pengaruh dari individu-individu pekerja media ( wartawan-wartawan atau pekerja pers). Sebuah teks berita muncul dipengaruhi oleh kharakteristik pekerja Komunikasi, latar belakang professional dan personal. Artinya, seorang wartawan yang beragama Islam tentu berbeda dengan wartawan yang beragama Kristen ketika meliput bentrokan antara massa Islam dan Kristen di Ambon. Latar belakang pribadi si wartawan akan mempengaruhi Sudut pandang nya dalam menulis berita, pemilihan Judul, Lead dan bahkan pemilihan nara sumber yang sesuai dengan keyakinannya. Maka dari itu, jangan salahkan apabila kita sulit mengharapkan objektivitas berita dalam sebuah liputan konflik, karena bias bisa saja terjadi. Begitu juga, Pendidikan serta latarbelakang social politik serta ekonomi si wartawan akan sangat mempengaruhi berita yang dihasilkannya. Pengaruh lain yang juga penting adalah pengaruh dari ‘Organisasi Media’ dan pengaruh nilai-nilai atau ideologi yang dianut oleh organisasi media massa dan masyarakat yang ada di sekitar media. Artinya, mengapa Republika melihat kasus penyerangan AS ke Irak berbeda dengan Kompas atau Suara pembaruan ini bisa dijelaskan dengan satu kata: Ideologi mereka berbeda. Ideologi di sini bukan berarti bahwa Republika identik dengan Islam Sedangkan Kompas dengan Katolik atau Suara Pembaruan dengan Kristen sehingga mereka berbeda-beda dalam memotret sebuah kejadian atau peristiwa. Ideologi di sini adalah apa saja yang diyakini oleh kelompok tertentu atau nilai-nilai yang dianut oleh media massa dalam memposisikan dirinya. Lebih jauh lagi, Althusser melihat bahwa ideologi terkadang menekankan bagaimana kekuasaan kelompok dominant dalam mengontrol kelompok lain. Ideologi adalah hasil rumusan dari individu-individu tertentu mengenai suatu hal. Maka jangan aneh mengapa Republika begitu mati-matian membela Sadam Husein dan begitu kerasnya memberi labelisasi kepada Amerika yang dianggap sebagai ‘agresor’, agak berbeda dengan Suara Pembaruan yang kerap memilih berita-berita yang relative menyudutkan pihak Sadam Husein yang sama-sama bejadnya dengan George Bush yang menyerang Irak Meski tidak direstui PBB dan ditentang Negara-negara lainnya. Ideologi yang dianut Suara pembaruan jelas berbeda dengan ideologi yang dianut oleh Media-media bernafaskan Islam atau diduga bernafaskan Islam seperti Republika, Pelita atau majalah Sabili dan Panji Masyarakat. Dengan memahami apa yang ada di balik media massa dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi isi media kita bisa mengambil sikap, memilih informasi sekaligus memilahnya sesuai kepentingan kita. [1] Baca lebih lengkap di dalam buku “Mediating The Message” karya Pamela Shoemaker & Stephen D Reese, 1996, P. 105
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar