Definisi Komunikasi
Aubrey Fisher (1986) juga menyusun lima kategori definisi komunikasi. Lima kategori definisi itu adalah : (1) definisi komunikasi yang memusatkan perhatian pada penyampaian atau pengoperasian pesan; (2) definisi yang menempatkan komunikasi sebagai kontrol sosial; (3) definisi yang menempatkan komunikasi sebagai fenomena stimuli respons; (4) definisi komunikasi yang menekankan unsur kebersamaan arti (commoness of meaning); dan (5) definisi yang melihat komunikasi sebagai kategori sosial.
Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna sama bagi kedua pihak. Dalam situasi tertentu, komunikasi menggunakan media tertentu untuk mencapai sasaran yang jauh tempatnya dan/atau banyak jumlahnya.
Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna sama bagi kedua pihak. Dalam situasi tertentu, komunikasi menggunakan media tertentu untuk mencapai sasaran yang jauh tempatnya dan/atau banyak jumlahnya.
Dalam situasi tertentu pula komunikasi dimaksudkan atau ditujukan untuk merubah sikap (attitude), pendapat (opinion) atau tingkah laku (behavor) seseorang atau sejumlah orang, sehingga ada efek tertentu yang diharapkan. Secara sederhana Kamus Umum Bahasa Indonesia menjelaskan pengertian “komunikasi” sama dengan perhubungan. Dengan komunikasi orang dapat menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada kelompok ataupun kepada masyarakat luas. Pemahaman beberapa ahli akan maksud komunikasi dapat memperluas pemahaman kita tentang nilai-nilai komunikasi, antara lain :
a. William Albig dalam bukunya Public Opinion mengatakan bahwa komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang berarti antara individu (communication is the process of transmitting meaninfull symbols between individuals).
b. Noel Gist dalam bukunya Fundmentals of Sociology mengemukakan pendapatnya : Bilamana interaksi sosial meliputi pengoperan arti-arti dengan menggunakan lambang-lambang, itulah komunikasi (When social interaction involves the transmission of meanings through the use of symbols, it is known as communication).
c. Carl I. Hovland dan buku Social Communication menjelaskan : Komunikasi adalah proses bilamana seseorang individu (komunikator) mengoper stimulans (biasanya lamang kata-kata) untuk merobah tingkah laku individu lainnya (komunikan) (Communicationis the process by which an individual) (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify the behavior of other individuals communicant).
d. Wilbur Schramm dalam uraiannya “How communications works” mengatakan : Komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu kata communio atau common. Bilamana kita mengadakan komunikasi itu berarti kita mencoba membagikan informasi… agar si penerima maupun si pengirim sepaham atas suatu pesan tertentu. (Communication comes from Latin communio = common. When we communicate we are trying to share information… the receiver and the sender tuned together for a particlar message). Jadi esensi komunikasi itu ialah menemukan dan memadukan si penerima dan si pengirim atas isi pesan yang khusus.
e. Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek mengatakan : Komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh komunikator kepada komunikan. Dari kelioma buah pikiran di atas dapat dilihat adanya dua nilai yang selalu ada. Nilai pertama adalah informasi, apakah itu berupa lambang-lambang atau berpa gambaran yang menjadi stimulans. Pesan atau message itu jelas wujud dan proses (pengoperannya). Nilai kedua adalah persuasif, yakni proses pemindahan itu hendak mencapai satu sasaran, orang yang menerimanya dan memahaminya.
Secara ontologis dapat dilihat, bahwa komunikasi itu adalah hubungan atau proses pemindahan dan pengoperan arti, nilai, pesan melaluimedia atau lambang-lambang, apakah itu dengan bahasa lisan, tulisan, ataupun isyarat. Secara aksiologis diperlihatkan proses pemindahan pesan tersebut dari komunikator kepada komunikan. Komunikator memberikan rangsangan (stimulans), sehingga sikap, ide atau pemahaman dapat dimengerti oleh komunikator maupun oleh komunikan. Ecara epistomologis nampak bahwa komunikasi bertujuan merubah tingkah laku seseorang, merubah pola pikir atau sikap orang lain (komunikan) untuk dapat membangun kebersamaan, mencapai ide yang sama demi tujuan bersama pula.
Disamping lima pandangan di atas, paradigma Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk memahami komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan : Who says what in which channel to whom with what effect? Pertanyaan ini mengandung lima unsur dasar dalam komunikasi, yaitu :
1. Siapa mengatakan? (komunikator, pengirim atau sumber)
2. Apa (message : pesan, ide dan gagasan)
3. Dengan saluran mana? (media, channel dan sarana)
4. Kepada siapa? (komunikan, penerima, atau alamat)
5. Dengan hasil/dampak apa? (efect, hasil komunikasi)
Maka dapat disimpulkan bahwa arti komunikasi adalah : seni penyampaian informasi (pesan, message, ide, sikap atau gagasan) dari komunikator untuk merubah serta membentuk perilaku komunikan (pola, sikap, pandangan dan pemahamannya) ke pola dan pemahaman yang dikehendaki komunikator. Jadi proses penyampaian informasi itu berdaya guna (berefek) terhadap komunikan maupun komunikator).