--> Skip to main content

kultivasi

Di era reformasi ini seringkali pers tak lagi menghargai privasi, dan tidak pandang bulu menyebarkan gosip atau desas-desus meski belum teruji kebenarannya. Berita-berita yang muncul pun seringkali hanya disesuaikan dengan selera rendah masyarakat tanpa pernah mencoba melakukan upaya mendidik rakyat.
Padahal, secara teori bila berita-berita semacam ini dibiarkan maka akan terjadi proses ‘kultivikasi’ pengendapan dan lambat laun norma-norma akan bergeser secara perlahan. Sebagai contoh, nilai-nilai freesex, glamour, gaya hidup metroseksual (kebiasaan baru-baru laki-laki Ibukota yang selalu wangi, berdandan ,pakai perhiasan dan farfum mahal), lambat laun akan diterima sebagai nilai baru di tengah masyarakat, apabila hampir setiap hari ditayangkan atau diberitakan di media massa. Saat ini ancaman real terhadap media massa justru muncul di sektor ekonomi, yakni mampukah dia bertahan hidup melawan persaingan dunia usaha. Caranya, lewat penyajian media yang bisa menarik pembaca dan pemasang iklan. Persoalannya, kemampuan membuat berita identik dengan ideologi media massa yang menaunginya, sehingga kemampuan seorang wartawan membuat berita pun tidak serta merta membuat tulisan atau berita di media massanya menjadi lebih baik.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar